Tuesday, 15 May 2018 00:00

Workshop FTIK IAIN Pekalongan Tingkatkan Kompetensi Pedagogis Dosen

Written by

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan mengadakan workshop Peningkatan Kompetensi Pedagogis bagi Dosen di Hotel Pesonna Pekalongan selama dua hari belum lama ini yaitu tanggal 2-3 Mei 2018. Acara ini menghadirkan Dr. Abdul Rozak, M.Si. dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Prof. Dr. Anik Ghufron, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh empat puluh peserta dari seluruh elemen dosen yang ada di lingkungan FTIK IAIN Pekalongan baik dari prodi PAI, PBA, PGMI, PIAUD, Tadris Matematika dan Tadris Bahasa Inggris.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen bersama untuk menjadikan FTIK IAIN Pekalongan sebagai fakultas yang terkemuka dan kompetitif sebagaimana visi FTIK IAIN Pekalongan yaitu “Menjadi Fakultas terkemuka dan kompetitif dalam pengembangan ilmu tarbiyah dan keguruan berbasis teknologi dan berwawasan keIndonesiaan di tingkat nasional pada tahun 2036”. Oleh karenanya “Para dosen diharapkan memiliki kemampuan pedagogis yang mantap, mampu merencanakan pembelajaran dengan baik melalui penyusunan RPS (Rencana Pembelajaran Semester) secara tepat sesuai dengan capaian pembelajaran prodi dan capaian pembelajaran mata kuliah sebagaimana mandat dari Kurikulum KKNI yang saat ini telah diberlakukan di lingkungan FTIK” tutur Dekan FTIK Bapak Dr. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag. Inilah bentuk semangat FTIK dengan menyelenggarakan workshop yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei 2018 yang mengusung tema “Meningkatkan Pendidikan Memajukan Kebudayaan”.

Menurut wakil rektor bidang akademik dan pengembangan kelembagaan, Dr. H. Muhlisin, M.Ag., kegiatan ini merupakan salah satu bentuk peningkatan kompetensi dosen dalam menjawab isu tantangan pendidikan tinggi di Era Millenial. Muhlisin mengemukakan bahwa tidak hanya perusahaan-perusahaan besar yang telah mengalami disrupted (terganggu) dengan hadirnya teknologi masa kini. Seperti perusahan Blue Bird yang gulung tikar dengan hadirnya transportasi online. Perguruan Tinggi pun terancam disrupted bila tidak segera melakukan perubahan dan menyesuaikan peranannya di dunia pendidikan. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat akibat pengaruh kemajuan teknologi membuat beberapa pekerjaan terancam hilang tergantikan dengan jenis-jenis pekerjaan baru sehingga sumber daya manusia harus dipersiapkan untuk menghadapi datangnya era masa depan tersebut. Oleh karenanya perguruan tinggi khususnya FTIK harus segera merespon dengan sigap dan cerdas, sebagai satu-satunya fakultas yang membawa mandat mecetak generasi pendidik masa depan haruslah memiliki sebuah target yang jelas, rencana strategis yang matang serta profil lulusan yang mampu menjawab tantangan masa depan. Inilah bentuk komitment kita terhadap kemajuan pendidikan di masa depan, tutur Muhlisin.

Pemateri hari pertama disampaikan oleh Dr. Abdul Rozak, M.Si. Beliau menyampaikan bahwa saat ini memasuki era revolusi insdustri 4.0, semua kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital serba canggih. Menghadapi era ini, maka PendidikanTinggi termasuk LPTK sangat penting untuk mempersiapkan dengan matang langkah apa yang harus dipersiapkan dan bagaimana mempersiapkan  guru di era  revolusi industri  4.0? inilah pertanyaan yang harus segera dijawab dan ditindaklanjuti. Dampak revolusi industri ini maka LPTK harus terus menyesuaikan diri melalui rancang bangun kurikulum dan pembelajarannya agar relevan dengan Revolusi Industri 4.0. tutur Abdul Rozak. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan mahasiswa di abad 21 yaitu berfikir kritis, pemecahan masalah, kreatif dan inovatif, mengusasi ICT, komunikasi dan multi bahasa. Hal inilah sangat penting adanya dukungan dan peran serta dari dosen selaku praktisi pendidikan sesuai dengan mata kuliah yang diampu masing-masing. Dosen hendaknya mengikuti perkembangan zaman di era saat ini, harus memiliki kompetensi baik kompetesi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Pembelajaran di perguruan tinggi menekankan pada pengembangan pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang ilmu yang dipelajari.

Diperkuat pula oleh pemaparan materi yang kedua yaitu Prof. Dr. Anik Ghufron, M.Pd. dari Universitas Negeri Yogyakarta. Beliau menyampaikan bahwa kurikulum bukan hanya sekadar untuk kepentingan administratif demikian pula ketika merancang RPS (Rencana Pembelajaran Semester). Penyusunan kurikulum hendaknya secara matang disusun, dimulai dari (1) analisis kebutuhan pasar (stakeholders), analisis perkembangan ilmu dan keahliah, visi misi institus, fakultas dan prodi. (2) penentuan profil lulusan, (3) rumusan capaian pembelajaran lulusan yang meliputi sikap dan pengetahuan, keterampilan umum dan keterampilan khusus, (4) menyusun mata kuliah dan terakhir (5) menyusun rancangan pembelajaran (RPS). Capaian pembelajaran tidak hanya memuat output (kemampuan akhir yang diharapkan dimiliki mahasiswa), tetapi outcome (kinerja lulusan dalam dunia kerja atau studi lanjutan). Oleh karenanya pembelajaran di perguruan tinggi harus menekankan pada pengembangan pengetahuan, sikap dan tata nilai, serta keterampilan umum dan khusus sesuai bidang ilmu yang dipelajari. Dosen sebagai pengampu mata kuliah, perlu memaksimalkan perannya sebagai pendidik dengan kompetensinya yang profesional mulai dari perencanaan RPS secara tepat sesuai dengan capaian pembelajaran mata kuliahnya masing-masing.

Diharapkan dengan diadakannya workshop ini, para dosen memiliki semangat baru, merencanakan pembelajaran dengan tepat dan metode pengajaran yang variatif serta inovatif sesuai dengan tuntutan di era millenial sehingga proses pembelajaran menghasilkan learning outcome Â yang berkualitas dan kompetitif baik di tataran lokal, regional maupun global.