Monday, 04 March 2024 10:51

Dikukuhkan Sebagai Guru Besar, Prof Sugeng Kenalkan Konsep "Mikul Duwur Pendem Jero"

Written by

Pekalongan (03/03) – Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Prof. Dr. H. Sugeng Solehuddin, M.Ag. Resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Di Bidang Ilmu Pendidikan Islam dan menyampaikan pidatonya yang berjudul “Konsep Edukasi Mikul Duwur Mendem Jero dalam Perspektif Ilmu Pendidikan Islam (Kajian Fundamental Structure dalam Kearifan Lokal Masyarakat Jawa)” pada Sabtu 2 Maret 2024 di Gedung Student Centre UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur), Kajen.
Konsep yang diangkat tersebut merupakan konsep keagamaan dan kebudayaan yang tidak bisa dipisahkan dalam sejarah peradaban serta terbentuknya bangsa Indonesia. Konsep Mikul Duwur Mendem Jero memiliki makna filosofis yang kaya dengan mengacu pada pemahaman yaitu bahwa pembelajaran sejati dimulai dari “mendem jero” dan mencapai puncaknya dengan mencari pengetahuan yang lebih tinggu “mikul duwur”.
Selain itu, Mikul Duwur Mendem Jero merupakan cerminan dari etika sosial dalam kebudayaan Jawa yang bermakna menjunjung tinggi harga diri, kehormatan keluarga, penguatan jati diri seseorang dan menggambarkan rasa hormat atau patuh kepada orang lain. Etika ini bisa ditemukan pada diri anak kepada orang tua, cucu kepada eyangnya dan murid kepada gurunya.
Pada prakteknya di dunia pendidikan, konsep tersebut akan menciptakan perilaku kesederhanaan dalam pembelajaran. Di dunia kerja jika peran kita sebagai bawahan yaitu bagaimana kita dapat menjaga kekurangan atau aib “mendem jero” pimpinan kita serta bagaimana kita bisa menghormati pimpinan kita “mikul duwur”, dan jika peran kita sebagau pimpinan, maka pada prakteknya seorang pimpinan harus bisa menjaga sebuah lembaga atau perusahaan yang dipimpinnya agar terjaga mutunya dan mempunyai nilai di masyarakat. Sementara itu, di tengah masyarakat Mikul Duwur dalam bermasyarakat contohnya adalah dengan berterimakasihkepada norang lain atas kebaikan yang dilakukan kepada kita, karena rasa terima kasih kita kepada orang lain adalah wujud rasa syukur kita kepada Allah.


Dalam prakteknya, konsep Mikul Duwur Mendem Jero dalam ilmu pendidikan Islam bukan hanya memberikan kontribusi pada pengembangan pendidikan di tingkat lokal, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi pengembangan ilmu pendidikan Islam secara meluas. Hal ini menggambarkan bahwa konsep Mikul Duwur Mendem Jero dapat dihubungkan dengan konsep keilmuan global untuk menciptakan pendidikan yang berkelanjutan, inklusif dan relevan pada era globalisasi.

Pemikiran Prof. Sugeng tersebut tak bisa lepas dari latar belakang kehidupannya yang kental dengan nuansa agama disekitarnya. Tercatat Prof. Sugeng memulai perjalanan pendidikannya sejak kecil bahkan sebelum masuk usia sekolah dasar. Ia dikenal sebagai sosok yang rajin mengaji, dari satu guru ke guru yang lain dan dari mushola atau masjid ke masjid yang lain. Bahkan hal itu terbawa hingga masa remaja, Prof. Sugeng gemar nyantri di beberapa pondok pesantren, orang Jawa menyebutnya dengan istilah “Santri Kalong”. Pondok pesantren yang pernah ia singgahi untuk menuntut ilmu agama antara lain; Ponpes Jagasatru Cirebon, Ponpes Buntet Kota Cirebon dan Ponpes Benda Kerep Cirebon.

Sementara itu, pendidikan formalnya diawali di SD Negeri II Penggung Kota Cirebon, kemudian melanjutkan di MTs Negeri 1 Kota Cirebon dan MAN 2 Kota Cirebon. Ia melanjutkan ke pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon dengan mengayuh sepeda, Prof. Sugeng berangkat dan pulang sekolah. Prof. Sugeng Menjadi anak sulung dari 12 bersaudara dengan kondisi keluarga yang sederhana yang secara tidak langsung menciptakan karakter tekun, gigih dan etos keras yang tinggi dalam diri Prof. Sugeng. Ia pernah menjadi pekerja di proyek bangunan, PDAM dan proyek listrik negara demi membantu meringankan biaya kuliah. Kemudian Prof. Sugeng mendapatkan beasiswa dari Kementerian Agama RI untuk melanjutkan studi magister dan doktoralnya di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Keinginannya untuk terus belajar sangat tinggi, hal tersebut yang mengantarkan Prof. Sugeng dapat meraih gelar tertinggi akademik sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Pendidikan Islam.

 

 

Last modified on Friday, 08 March 2024 09:33