admin

admin

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan menyelenggarakan kegiatan Orientasi dan Pengenalan Pramuka (OPP) dan Pelatihan Guru Profesional (PGP), baru-baru ini (29/1). Kegiatan OPP dan PGP ini secara umum dilaksanakan sebagai pembekalan bagi mahasiswa yang akan mengikuti kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah.

Bertempat di kampus 2 IAIN Pekalongan kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Menurut Dekan FTIK Dr. H. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag. meskipun kegiatan ini bersifat rutin tiap semester, evaluasi berkelanjutan harus tetap dilakukan.

“Walaupun agenda akademik, dalam hal ini OPP dan PGP, bersifat rutinitas, namun tim kerja dan pengelola tetap harus melakukan evaluasi secara mikro dan makro, sehingga perbaikannya berdampak sistemik. Biasanya karena bersifat kegiatan rutinitas sangat jarang dilakukan evaluasi berbasis kegiatan dan kinerja. Bahkan diperlukan juga langka-langkah strategis untuk peningkatan kualitas kinerja dari semua dimensi dan aspek-aspek kegiatan, meliputi narasumber, materi, dan pelayanan-pelayanan yang perlu diberikan untuk mahasiswa-mahasiswa yang akan dibekali untuk jadi calon guru yang profesional dan berkompeten di bidang program studi keilmuannya,” tuturnya.

Selaku Penanggung jawab kegiatan ini, Wakil Dekan 3 FTIK H. Abdul Khobir, M.Ag. menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan sebuah kebutuhan demi lancarnya pelaksanaan PPL yang akan dilaksanakan oleh para mahasiswa.

“Kegiatan OPP dan PGP merupakan suatu keniscayaan bagi mahasiswa yang akan melakukan kegiatan PPL. Hal ini didasarkan pada keinginan bahwa mahasiswa yang akan melakukan PPL siap secara fisik maupun non fisik, maka perlu diberikan pembekalan berupa kesiapan karakter, kesiapan mengajar, dan kesiapan dalam mengevaluasi  pembelajaran. Selain itu, karena kegiatan pramuka merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang wajib dilaksanakan di sekolah, maka mahasiswa perlu dibekali juga tentang kepramukaan. Kegiatan OPP dan PGP perlu ditingkatkan lagi baik dari sisi waktu, materi dan narasumber dan penyelenggara agar kegiatan ke depan bisa lebih baik lagi dan benar-benar memberikan kemanfaatan bagi mahasiswa khususnya dan FTIK pada umumnya,” tuturnya.

Ahmad Wahib Maulana selaku ketua panitia berharap agar kegiatan ini dilaksanakan dengan serius dan maksimal untuk mewujudkan lulusan FTIK yang berkualitas dan progresif.

“Di samping untuk menunjang persiapan PPL, kegiatan ini juga dalam rangka untuk membekali calon pendidik yang profesional sebagai output FTIK yang semakin bagus, serta lebih mengedepankan loyalitas dalam bidang pendidikan yang nantinya dipersiapkan sebagai pendidik yang mampu menjawab persoalan zaman

Monday, 10 February 2020 00:00

FTIK Gelar Studium General dan Ngaji Bareng

Kajen, Pekalongan – Dalam rangka mengawali perkuliahan semester genap tahun akademik 2019/2020 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan menggelar kuliah umum bertajuk “Studium General dan Ngaji Bareng bersama Gus Ghofur dan Gus Baha”, dengan tema “Penguatan etos keilmuan, spiritualitas, dan karakter mahasiswa FTIK IAIN Pekalongan berwawasan moderasi Islam di era revolusi industri 4.0”. Pembicara pada kuliah umum ini adalah Dr. K.H. Abdul Ghofur Maimun, M.A. (pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar dan Ketua STAI Al-Anwar Sarang, Rembang) dan K.H. Ahmad Bahaudin Nur Salim (pengasuh Pondok Pesantren Al-Quran Narukan, Rembang). Bertempat di kampus 2 IAIN Pekalongan di Rowolaku, Kajen, acara dihadiri oleh para mahasiswa IAIN Pekalongan dan beberapa pengunjung dari masyarakat umum (8/2).

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Pekalongan Dr. H. Ade Dedi Rohayana, M. Ag. menyampaikan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, format studium general untuk mahasiswa dikemas dalam konsep penguatan spiritual.

“Melalui kegiatan studium general ini diharapkan agar para mahasiswa siap untuk menghadapi perkuliahan. Di samping itu, sebagai perguruan tinggi agama Islam, para mahasiswa juga harus dibekali penguatan spiritual. Oleh karena itu kami mengundang para tokoh-tokoh ulama besar untuk berbicara di depan mahasiswa kami, untuk memberikan tausiyah, inspirasi, serta doa bagi para mahasiswa kami agar menjadi generasi yang cerdas secara intelektual, dan kuat secara spiritual,” sambutnya.

K.H. Ahmad Bahaudin Nur Salim, atau yang biasa dikenal sebagai Gus Baha, mengingatkan para seluruh civitas akademika IAIN Pekalongan agar mampu menjalankan perannya sebagai kaum intelektual.

“Menurut Ibnu Khaldun, akan datang masa di mana kebaikan hanyalah sebuah profesi. Sering kali kita terjebak di antara dua hal, yaitu profesi dan status. Menjadi dosen misalnya, karena hanya sebatas sebagai profesi, maka dia menjadi dosen hanya saat berada di kampus. Ketika di luar kampus, dia jadi orang biasa lagi. Mestinya menjadi dosen adalah sebagai sebuah status, jadi dimana pun dia berada, dia tetap menjadi dosen. Baik di kampus maupun di masyarakat, dia selalu mampu memberikan kontribusinya dalam bidang akademis,” tuturnya.

Para dosen dan mahasiswa juga dihimbau untuk giat meneliti permasalahan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. “Ketika dosen meneliti, jangan memilih tema asal unik saja, tapi benar-benar bisa membawa maslahat bagi umat, serta menjawab permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat. Kalau hanya mencari tema yang unik, nanti kita hanya akan menjadi orang-orang yang unik, bangsa yang unik. Prioritaskan yang prioritas. Misalnya, ada kasus tingginya perceraian di kawasan industri, setelah ditelusuri ternyata karena pengaruh ekonomi, gaya hidup. Setelah dikaji lagi, ternyata budaya konsumtif dan hedonisme bisa jadi muncul karena suasana rumah tidak nyaman, ternyata ibadahnya kurang khusyuk, tidak bisa menikmati sholat misalnya. Ini bisa menjadi kajian yang bermanfaat,” tambahnya.

Dr. K.H. Abdul Ghofur Maimun, M.A. mengajak para mahasiswa sebagai generasi muda untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan kemampuan akademisnya. “Saya sering merasa sedih ketika ada kyai sepuh meninggal, lalu para anak muda merasa kehilangan tokoh spiritual panutannya. Yang membuat saya sedih adalah kenapa anak-anak muda itu tidak segera ‘menjadi sepuh’, menjadi tokoh-tokoh spiritual yang baru? Kebanyakan orang berpikir tokoh spiritual harus tua dulu, padahal tidak. Tokoh-tokoh intelektual Islam dulu adalah para pemuda. Bahkan para nabi pun diangkat menjadi nabi pada usia muda, mulai dari nabi Musa, hingga nabi Yahya, yang masih sangat muda,” tuturnya.

Putra kelima dari ulama karismatik K.H. Maimun Zubair tersebut menambahkan bahwa untuk menyiapkan tokoh-tokoh spiritual muda ini, perlu dilakukan kaderisasi. “Para kyai dan tokoh spiritual ketika menyiapkan penerusnya, selalu mengajak anak didiknya ketika akan mendapatkan moment-moment penting. Misalnya ketika Rasulullah akan berhijrah, beliau mengajak Abu Bakar, dalam rangka menyiapkan beliau menjadi pemimpin di  masa depan. Hal ini bisa diterapkan di dunia kampus. Misalnya, kalau kita ingin mahasiswa kita siap menjadi pemimpin di masa depan, ajak mereka terjun ke masyarakat bersama kita, agar mereka bisa belajar langsung dan melihat gurunya, dalam hal ini kita sebagai dosen, menghadapi masalah-masalah tersebut. Dengan cara seperti ini, mahasiswa akan lebih siap dan percaya dengan kita, karena bukan hanya sekedar teori di kelas,” tambahnya.

 

Susunan acara:1. Pembukaan.
2. Sambutan Dekan
a. Program 2020 operasional ftik
b. Program 2020 bagi mahasiswa
c. Program 2020 bagi Dosen
# workshop dan FGD.
d. Honor perwalian dosen tetap PNS ditiadakan krn ada tukin. Untuk honor ujian kembali 100%.
e. Ekspor impor dosen dg Purwokerto dan Cirebon. Fgd gabungan Pkl Cirbn Prwkrt.
3. WD 1
a. Perkuliahan dimulai 10 feb 2020 14 pertmuan,1 uts ,1uas. Rps segera dikirim. Surat pernyatan langsung dikumplkan. IKM diisi mahasiswa dan di ttd komting dan dikmplkan di jurusan. Usahakan jdwl jgn dirubah sendiri. Selasa dan rabu jam 7 dipakai Ma'had. Dftr hdr diisi baik jurnal maupun di Sikadu. Mohon ada kesamaan pengisian antara di jurnal rps dan sikadu. Pedoman skripsi 2019(terbàru) mohon dipakai.
b. Monggo hadir di SG hari Sabtu 8 feb 2020. Narsum Gus Baha dan Gùs Ghofur.
c. Keg. Workshop
3. WD 2
a. Kewajiban PNS laksanakan. Tukin cair. Keterlambatan berpengaruh dg Tukin.
b. Laksanakan Budaya ftik. Menjaga ketertiban dan merawat barang2. Membuang sampah pd tempatnya. Mematikan listrik lcd kipas angin stelah selesai kul.
c. Ikuti Budaya Rabu pagi halaqoh dan sholat dzuhur&asar berjamaaah.
4. WD 3
a. Mohon mahasiswa didorong untuk berprestasi dg cara mengikuti lomba tk. Nasional maupun internasional.
b. Mhon mhsw membuat SKKM. Buku skkm trbaru sudah ada di web ftik. Maka mohon mahasiswa di dorong aktif mengikuti keg.ilmiah sbg bahan untuk SKKM.

5. Tanya jawab.
a. Hj. Fatihah
1. Perwalian apakah bisa BKD?
Jawaban. Msih bisa.
2. IKM. koordinator putra putri? Mohon ada ttd dosen pengampu.
Jawaban. Kontrol mahasiswa maka tidak ada ttd dosen pengampu.
3. Kaldik mohon setiap dosen dibagi.
Jawaban. Ada di web.
4. Etika mahasiswa. Mohon masalah pakaian diperhatikan oleh tiap dosen.
Jawaban. Sudah ada di SK pendik 102 2012 dan pedoman tentang etika berpakaian. Maka monggo Dosen agar selalu mengingatkan kpd mahasiswa.
5. Adzan. Kalau pas msh kuliah bgmn? Kalau bisa,semua mahasiswa ikut jamaah dzuhur.
Jawaban. Belum bisa memberi jam istrhat siang untk memaksimalkan ruang perkuliahan.
b. Dr. Umum K.
1. Penulisan skripsi.apakah prodi dikasih kekuasaan ttg penulisan yg riset kuantitatif?
Jawaban. Boleh tp harus ada pemberitahuan.
6. Penutup.
7. Sosialisasi Turnitin dari Perpus.

Tuesday, 08 September 2020 00:00

INFO BEASISWA RISET BAZNAS 2020/2021

DIBUKA BEASISWA RISET BAZNAS 2020/2021

Ketentuan umum:
1. Mahasiswa S1/S2/S3 yang sedang menyelesaikan skripsi/tesis/disertasi pada tahun 2020
2. Proposal penelitian telah disetujui oleh pihak kampus

3. Tema skripsi/tesis/disertasi (tugas akhir) yang diprioritaskan:
a. Kajian implementasi IZN (Indeks Zakat Nasional)
b. Kajian implementasi IDZ (Indeks Desa Zakat)
c. Kajian dampak penyaluran zakat terhadap mustahik menggunakan model Cibest maupun indeks kemiskinan dan kesenjangan lainnya.
d. Kajian dampak zakat terhadap kesejahteraan masyarakat dan SDGs
e. Kajian fiqih zakat kontemporer (zakat perusahaan, e-commerces,dll)
f. Sosiologi dan pemberdayaan masyarakat berbasis zakat
g. Kebijakan dan strategi optimalisasi penghimpunan zakat
h. Literasi zakat dan pemahaman publik tentang zakat
i. Desain dan kreativitas fotografi, cinematografi dan illustrasi mengenai zakat (baru)
j. Perancangan kampanye komunikasi visual digital ziswaf (baru)
k. Topik topik lain yang relevan dengan pembangunan zakat nasional dan internasional.

4. Hak cipta hasil penelitian tetap berada pada peneliti dan kampus, akan tetapi BAZNAS diberikan hak untuk mempublikasikan sebagian atau seluruh hasil skripsi/tesis/disertasi dan menggunakan hasil penelitian tersebut untuk kepentingan pembangunan zakat nasional dengan tetap memperhatikan etika ilmiah dan bebas dari unsur kejahatan akademik.

Pendaftaran: 14 Agustus - 15 September 2020
Seleksi Proposal Riset: 16 September - 27 Oktober 2020
Pengumuman: 28 Oktober 2020

mendaftar di http://beasiswa.baznas.go.id

Nominal bantuan dana riset BAZNAS 2020 yang akan diterima:
S1 - Rp 4,000,000,00
S2 - Rp 7,000,000,00
S3 - Rp 10,000,000,00 .
.
*tim penilai berasal dari internal BAZNAS, kemenristekdikti, dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) .
.
* *Hasil riset diserahkan selambat-lambatnya:
S1- 6 (enam) bulan
S2 - 6 (enam) bulan
S3 - 1 (satu) tahun
sejak menandatangani akad penerima dana riset BAZNAS
.
. * siapkan scan KTP, KK, CV, transkrip nilai terakhir, akreditasi kampus dan jurusan, surat rekomendasi tokoh, ppt riset dan proposal riset
.
. ** contoh surat rekomendasi dapat dilihat di http://bit.ly/suratrekomendasiRISET

Pekalongan – Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Pekalongan menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan dengan Tema "Meningkatkan Kinerja Kehumasan Menuju Performance Fakultas yang Unggul", kegiatan ini berlangsung dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB dan dilaksanakan pada hari Rabu sampai dengan Kamis pada tanggal 14-15 Oktober 2020 yang bertempat di Hotel Dafam Pekalongan Jl. Urip Sumoharjo No. 53 Medono dan dikuti oleh seluruah Tendik dan Dosen FTIK.

Dalam sambutanya, Dekan FTIK IAIN Pekalongan, Dr. H. M. Sugeng Sholehuddin, M.Ag menyampaianya perkembangan dunia teknologi informasi (IT) yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar bisa kepada peradaban manusia, harapan kita semua khususnya tendik dan dosen FTIK selalu siap dan terbuka terhadap perubahan-perubahan yang ada saat ini karena dengan teknologi (IT) kita banyak menerima manfatnya dalam menyelesaikan pekerjaan. Workshop didukung penuh oleh TIM UTIPD IAIN Pekalongan yang dipimpin langsung oleh Kepala UTIPD H. Ahmad Rosyid, S.E., Msi. Akt.


Moderator pada hari pertama dipandu oleh Hj. Ferida Rahmawati, S.E., M.Si dengan Narasumber Yani Parti Astuti, S.Si., M. Kom dari UDINUS Semarang membahas tentang Elearning, materi yang dibahas yaitu Elearning Dosen/Mahasiswa, Pemaparan oleh Nara Sumber dari awal mulai dari membuat mata kuliah, kelas, forum, kuis sampai menampilkan nilai (Download Nilai Akhir), Semua peserta sangat antusias dalam menerima materi Elearning dibuktikan dengan banyaknya peserta yang bertanya perihal kesulitan dan solusi dari permasalahan yang dialami pada saat proses pengunaan Elearning dalam proses belajar mengajar.


Moderator pada hari kedua dipandu oleh H. Ahmad Rosyid, S.E., M.Si.Akt dengan Narasumber Egia Rosi Subhiyakto, M. Kom dari UDINUS Semarang membahas tentang membuat konten media sosial dengan Aplikasi Adobe Spark, Snapseed dan DroidCame, Penggunakan Aplikasi Zoom Premium, Membuat Redaksi berita Website ataupun Cetak, pemateri menjelaskan sambil mempraktikan kegunaan serta fungsi disetiap menu (tool) diaplikasi, pesertapun mengikutinya. Pada materi membuat redaksi berita seluruh peserta diwajibkan membuat redaksi acara hari ini.


Dalam sambutan penutupan yang disampikan Wakil Dekan II H. Salafudin, M.Si. "Semoga dengan adanya Workshop hari ini, para tendik sudah ciamik dalam membuat redaksi berita yang nantinya akan dimuat diwebsite/media cetak, serta mahir dalam membuat tampilan desain website, desain gambar yang akan dipost dimedia sosial dan memahami tentang Elearning baik untuk Dosen ataupun Mahasiswa"


Workshop Pengingkatan Kompetensi Tenaga Kependidikan ditutup dengan doa. Secara umum, acara Workshop berjalan lancar dan tetap mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

PEKALONGAN - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri Pekalongan menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kompetensi Dosen dengan Tema “ Penulisan Buku dan Karya Ilmiah di Media Massa”. Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis dan Jumat tanggal 5-6 November 2020 di Hotel Horison Pekalongan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Dosen Tetap FTIK.

Sambutan dari Wakil Dekan I FTIK IAIN Pekalongan, Dr. Hj. Sopiah, M.Ag sebagai pembuka workshop tersebut menyampaikan bahwa kompetensi dosen dalam penelitian dan publikasi ilmiah perlu ditingkat.

Hari pertama dengan narasumber Dr. Imam Machali, S.Pd.I., M.Pd., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berfokus pada pelatihan penulisan buku. Berperan sebagai moderator yaitu Dr. H. Salafudin M.Si, Wakil Dekan II FTIK IAIN Pekalongan. Bapak Imam Machali menyampaikan cara menulis yang baik yaitu menulis, menulis, dan menulis. Masing-masing penulis memiliki cara dan waktu tersendiri dalam membangun keinginan untuk menulis. Dalam pemaparannya, Bapak Imam Machali memberikan empat tahap menulis bagi pemula yaitu menulis sesuai dengan minat, susun ide dan kerangka tulisan, kumpulkan referensi, dan cobalah untuk mulai menulis. Semakin sering dan disiplin menulis maka semakin mudah menulis. Peserta antusias dalam mengikuti materi tersebut. Terlihat dari jumlah peserta yang bertanya tentang kesulitan dan masalah yang dialami saat menulis.

Hari berikutnya dipandu oleh Dr. H. Abdul Khobir, M.Ag, Wakil Dekan III FTIK IAIN Pekalongan. Narasumber hari kedua yaitu Ida Nor Layla, S.Ag, Redaktur Pelaksana Jawa Pos Radar Semarang menyampaikan materi penulisan artikel di media massa. Ibu Ida memaparkan tiga kunci sukses dalam menulis artikel yaitu yakin, senang dan kerja keras. Ibu Ida menyampaikan penyajian tulisan dalam artikel haruslah logis, lugas, tuntas,kritis, jelas, padat serta menarik. Selain itu, penulis juga perlu menyesuaikan penyajian tulisan dengan media massa yang ingin dituju sebagai tempat publikasi. Hal ini karena setiap media memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda-beda. Pada kegiatan akhir, peserta diminta untuk menyampaikan hasil tulisan yang telah dibuat, lalu direview bersama.

Kegiatan ini secara resmi ditutup oleh Wakil Dekan I, Dr.Hj. Sopiah, M.Ag. Beliau berharap dosen FTIK mampu menghasilkan lebih banyak karya tulis baik dalam bentuk buku maupun artikel di media massa. Dengan demikian membaca, menulis, dan berkarya dapat membudaya di lingkungan FTIK IAIN Pekalongan. Workshop dapat berjalan dengan lancar dan tetap mematuhi protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19. (PR)

Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di masa Pandemi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan menyelenggarakan Kegiatan Focus Group Discussion “Silaturahmi Orang Tua/Wali Mahasiswa dengan Civitas Akademika dan Stakeholder. Acara ini di lakukan selama dua hari yaitu pada tanggal 07-08 Nopember 2020 di Gedung Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Lt. 1.

Bapak Wakil Dekan III bapak Dr. H. Abdul Khobir, M.Ag membuka acara ini dan menyampaikan tentang adanya Paguyuban Orang tua Mahasiswa (PAGOMA) sebagai wadah kerjasama antara Institusi dan Stakeholder. Kegiatan FGD dibagi menjadi 4 sesi. Hari pertama terdiri dari dua sesi. Yaitu sesi pertama (pagi) perwakilan orang tua/wali mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan sesi kedua (siang) perwakilan orang tua/wali mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Kemudian hari kedua juga terdiri dari dua sesi. Sesi pertama orang tua/wali mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD). Sesi Kedua orang tua/wali mahasiswa Jurusan Tadris Matematika dan Jurusan Tadris Bahasa Inggris.

Narasumber pada sesi 1 bapak Dr. H. Salafudin, M.Si menyampaikan tentang visi misi institut dan fakultas serta pembelajaran di masa pandemi. Kemudian narasumber kedua adalah ketua jurusan PAI Bapak H. M. Yasin Abidin, M,Ag menjelaskan tentang peran jurusan dalam pembelajaran selama masa pandemi. Kegiatan-kegiatan kemahasiswaan masih tetap berjalan, baik secara online maupun ofline dengan mengikuti protokol kesehatan. Pada sesi pertama ini dihadiri oleh perwakilan orang tua sebanyak 60 orang dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19. Dalam kegiatan juga dipilih 2 orang wali mahasiswa untuk menjadi pengurus PAGOMA yaitu Ibu Tri Mulyani dan Bapak Sofiudin.

Pada Sesi 2 menghadirkan narasumber Ketua PAGOMA Bapak Imam kholik, S. Ag selaku yang menyampaikan tentang rencana pembangunan masjid Agung IAIN Pekalongan yang insyaallah dimulai tahun 2021. Pembangunan masjid agung adalah swadaya dari masyarakat, civitas akademika, dan orang tua/wali mahasiswa. Kemudian beliau juga menjelaskan tentang peran orang tua dirumah sebagai fasilitator agar selalu mengingatkan jadwal kuliah anaknya. Bapak Ketua Jurusan PBA yaitu bapak Dr. M. Jaeni, M.Ag , M.Pd juga menyampaikan tentang problematika yang dialami mahasiswa jurusan PBA selama perkuliahan. Bapak abdul khobir selaku Wakil Dekan 3 FTIK juga menyampaikan tentang program Kartu Indonesia Pintar untuk mahasiswa yang kurang mampu, Program BTQ, Program Tahfidz, program kajian Kitab Turats yang diselenggarakan oleh Ma’had Aly dan program intensive Bahasa Arab yang diselenggarakan oleh Unit Pusat Bahasa. Kemudian terpilih pengurus PAGOMA Jurusan PBA 2020 adalah Bapak Shodikin dan Ibu Khomidatul Bahiyah

Pada sesi 3 dihadiri oleh Ibu Wakil Dekan 1 FTIK yaitu Ibu Dr. Hj. Sopiah, M.Ag yang menjelaskan tentang kurikulum KKNI yang saat ini digunakan di IAIN Pekalongan. Problematika pembelajaran daring yang dialami oleh mahasiswa membutuhkan kerjasama antara mahasiswa dan Orang tua. Pengarahan ketika mahasiswa memerlukan bantuan akademik juga disampaikan oleh Ibu Hafidzah Ghani selaku Sekretaris Jurusan PGMI. Pembahasan tentang problematika tentang mahasiswa yang masuk bersama tetapi lulusnya berbeda disampaikan oleh Ibu Hj Nur Khasanah, M. Pd. Sekretaris Jurusan PIAUD juga memberikan arahan kepada orang tua agar selalu mengontrol dan menanyakan seputar perkuliahan kepada anaknya. Pada sesi ini terpilih dua orang calon pengurus PAGOMA dari jurusan PGMI pak parjimin dan pak khamid kemudian dari Jurusan PIAUD adalah Ibu Emi dan Ibu Anis.

Pada Sesi ke empat dihadiri oleh Wakil Rektor 3 IAIN Pekalongan yaitu Bapak Moh. Muslih, Ph,D. beliau menjelaskan tentang Visi Misi dan Tagline IAIN Pekalongan yaitu Sprirituality, Nasionality, scientific, dan entrepreneurship. Ibu Dewi Puspitasari, M.Pd Ketua Jurusan Tadris Bahasa Inggris menyampaikan tentang media pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran di masa pandemi. kemudian Ibu Juwita Rini, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Tadris Matematika juga menjelaskan tentang keunggulan Jurusan Tadris Matematika IAIN Pekalongan yang membedakan dengan Jurusan Matematika di kampus lain. Terpilih dua perwakilan orang tua dari jurusan Tadris Bahasa Inggris yaitu Bapak Khoiron dan Ibu Nur Jaiti sebagai calon pengurus PAGOMA dan dari Jurusan Tadris Matematika yaitu Bapak Tarjuni dan Ibu Retno Widiawati. Kemudian di akhir sesi ini juga disampaikan tentang Infaq untuk pembangunan masjid Agung IAIN Pekalongan yang disampaikan oleh Bapak Achmad Djaiz.

 

PEKALONGAN - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri Pekalongan menyelenggarakan Workshop Penyusunan Dokumen Akreditasi Program Studi Berbasis On Line. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari tepatnya pada hari Kamis dan Jum’at tanggal 12-13 Nopember 2020 di Hotel Horison Pekalongan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Dosen Tetap dan Staf tiap Program Studi di FTIK. Sambutan dari Wakil Dekan II FTIK IAIN Pekalongan, Dr. H. Salafuddin, M.Si sebagai pembuka workshop tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat dibutuhakan karena akreditasi tiap prodi harus dipersiapkan semaksimal mungkin.
Hari pertama dengan narasumber Dr. Helmy Saifuddin, M.Ag., ketua Lembaga Penjaminan Mutu PTKIN, Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang berfokus pada pembahasan LKPS dan LED. Berperan sebagai moderator hari pertama yakni Nalim, S.Si., M.Si. Dr. Helmy Saifuddin, M.Ag menyampaikan beberapa hal yang mencakup cara mengisi LKPS maupun LED baik tentang aspek SDM, kurikulum, publikasi ilmiah, 9 kriteria LED, dll. Peserta antusias dalam mengikuti materi tersebut, terlihat dari jumlah peserta yang hadir dan banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan.
Hari berikutnya, yakni hari Kamis, 13 Nopember 2020 dimoderatori oleh Aenurofik, M.A. dengan narasumber hari kedua yaitu Dr. As’aril Muhajir, M.Ag. yang merupakan Asessor BAN PT, Dosen IAIN Tulung Agung menyampaikan tentang praktek langsung atau simulasi pengisian LKPS dan LED masing-masing Prodi di FTIK IAIN Pekalongan yang langsung dipandu oleh Narasumber, dan diakhir bisa dipresentasikan langsung tentang hasil kerja pengisian LKPS dan LED. Di akhir sesi, beliau berharap agar menyiapkan mulai dari sekarang diantaranya;
1. LPM segera merapikan mulai dari dokumen mutu, laporan AMI, dan bukti peningkatan kelanjutannya;
2. Melakukan mapping Dosen;
3. Melakukan mapping keberadaan dosen terkait dengan jabatan dosen;
4. Meningkatkan tracer study secara terstruktur;
5. Melakukan evaluasi capaian kinerja.
Kegiatan ini secara resmi ditutup oleh Wakil Dekan II, Dr. H. Salafuddin, M.Si., dan diakhiri doa penutup yang dipimpin oleh Wakil Dekan III yakni Dr. H. Abdul Khobir, M.Ag.

KUDUS,Publikasi artikel di jurnal bereputasi Internasional menjadi alat yang dapat meningkatkan reputasi dosen dan perguruan tinggi. Kemajuan teknologi membuat artikel yang telah terunggah di internet dapat dibaca dan dikutip oleh para peneliti di berbagai negara. Dalam rangka berperan serta dalam hal tersebut, Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan IAIN Pekalongan menyelenggarakan workshop penguatan jurnal menuju jurnal bereputasi Internasional (Scopus) berkolaborasi dengan QIJIS (Qudus International Journal of Islamic Studies) IAIN Kudus.

Acara ini dihadiri oleh dosen dan pengelola jurnal di lingkungan IAIN Pekalongan. Acara dilaksanakan hari Jum’at s.d Minggu, 14-16 November 2020 di Hotel Griptha, Kudus. Narasumber acara ini yaitu Wahibur Rokhman, Ph.D dan Muhamad Mustaqim, MM, M.Pd.I (Editor in Chief dan Managing Editor di QIJIS).

Hari pertama, peserta fokus mempelajari tentang kriteria dan standart penulisan naskah jurnal bereputasi internasional baik Scopus maupun Web of Science (WoS). “Untuk mencapai jurnal bereputasi Scopus sebaiknya dipersiapkan dengan baik, tidak perlu terburu-buru. Selain itu butuh passion, kesabaran dan dinikmati,” tutur Wahibur. Lebih lanjut, Editor in Chief QIJIS ini menambahkan standing editor, diversifikasi editor, diversifikasi penulis dan kualitas artikel merupakan kunci jurnal dapat terindex scopus.

Sementara itu, Mustaqim menyampaikan dosen pengelola jurnal perlu mengikuti berbagai conference untuk dapat memperluas jaringan. Mustaqim menuturkan hal tersebut akan mempermudah dalam jurnal memperoleh reviewer dan menambah citation. Artikel dalam jurnal yang bereputasi internasional menggunakan bahasa Inggris dan tulisan latin, sehingga pengelola perlu memberikan aturan terkait standar penulisan tersebut. Proofreader juga dapat diperbantukan dalam mengoreksi artikel jurnal kita.

Kegiatan hari kedua diisi dengan klinik jurnal. Alsinatuna dan Edukasia Islamika menjadi jurnal yang direview kelayakannya masuk jurnal internasional berindex Scopus. Hasil review menunjukkan kedua jurnal tersebut memiliki beberapa aspek positif yang mendukung sebagai jurnal bereputasi internasional. Namun, masih terdapat beberapa aspek yang masih perlu ditingkatkan.

Wakil Dekan III FTIK IAIN Pekalongan, Abdul Khobir, M.Ag, menegaskan kegiatan ini perlu ada tindak lanjut berupa pendampingan jurnal terindex Scopus dan WoS. “Semoga fakultas-fakultas di IAIN Pekalongan dapat menelurkan jurnal-jurnal bereputasi Internasional sehingga dapat meningkatkan iklim riset dan publikasi ilmiah di lingkungan IAIN Pekalongan,” pungkas Khobir. (PR)

_____________________________________________________________________________________________________

Pemateri:

1. Muhamad Mustaqim, M.M.,M.Pd.I (Managing Editor di Qudus International Journal of Islamic Studies IAIN Kudus)

2. Wahibur Rokhman, Ph.D (Editor in Chief di Qudus International Journal of Islamic Studies IAIN Kudus)

Dr Muhamad Jaeni (Ketua Panitia)

1.Diikuti oleh dosen & 9 pengelola jurnal di lingkungan IAIN Pekalongan

2.Dihadiri 42 orang (35 dosen & 8 tenaga pendidikan)

3.Harapan adanya peningkatan dari Sinta 2 menuju SCOPUS

4.Dipilihnya QIJIS karena termasuk salah satu jurnal PTKIN yang sudah terindeks SCOPUS

Dr Salafudin, M.Si. (Wadek II mewakili Dekan)

1.Harapan munculnya jurnal-jurnal di lingkungan FTIK yang tidak hanya bereputasi nasional tetapi juga internasional, karena salah satu marwah sebuah perguruan tinggi adalah adanya jurnal yang berkualitas. Hal ini adalah amanat rektor yang difollow up-i oleh jajaran di bawahnya.

2.Harapan agar dua jurnal di FTIK mengikuti jejak langkah QIJIS yang dapat mencapai reputasi internasional. Sedangkan jurnal-jurnal rintisan yang ada di FTIK dapat mengikuti jejak langkah 2 jurnal FTIK yang sudah established.

Wahibur Rokhman, Ph.D

1.Ada 31 jurnal, Sinta 1 ada 1, Sinta 2 ada 7, dan yang lain level 3 sampai 6.

2.Pengelola jurnal ditangani oleh dosen-dosen muda, cpns dan DT Non PNS.

3.Issue tentang Scopus mulai 2016, sebagai sebuah tuntutan bagi dosen.

4.Mengapa menulis: for graduation (kelulusan), promotion (kenaikan pangkat), recognized (diakui), reward/award (penghargaan), disseminate knowledge.

5.Bimbing skripsi dengan baik dan publikasikan di jurnal.

6.Trik menulis di Scopus.

7.Penelitian boleh lokal, tetapi cara pengemasanya harus internasional dan menarik. Contoh artikel: The practice of local economyc development and maqashid al-shariah evidence from a pesantren in west java (penelitian hanya di sebuah pesantren di jawa barat).

8.Self citation jangan terlalu banyak, akan berdampak buruk pada jurnal kita

9.Judul jangan es teh (sudah banyak dan tidak menarik), buatlah judul yang catchy.

10.Introduction berkisar 4 s.d. 5 halaman, berisi: Gambaran umum penelitian; bagaimana riset sebelumnya; novelty-nya apa, tujuan tulisan apa?

Muhamad Mustaqim, M.M.,M.Pd.I

1.Ada 3 hal yang harus disiapkan sebelum submit ke Scopus:

  • Penulis luar negeri
  • Editor (reputasi editorà sebarannya harus dari beberapa negara, reputasinya dilihat dari h indeknya di scopus, bukan di google scholar.
  • Sitasi

2.Edukasia Islamica hendaknya masuk subjek area di Islamic Studies (karena masih jarang) dari pada ke education (banyak saingan dan sudah bagus-bagus).

3.Kualitas jurnal dari banyaknya sitasi (kata scopus), bukan kualitas artikel maupun kredibilitasnya. Ada jurnal Q1 yang tiba-tiba discontinued dari Scopus. (HSSR: Humanities & Social Sciences Reviews), jurnal di India yang rata-rata penulisnya dari Indonesia)

4.ESCI (milik Web Of Science)

5.Meningkatnya jumlah dokumen Indonesia di Scopus ternyata berasal dari proseding, bukan dari jurnal.

6.Lihat scope jurnal scopus di Schimago, karena ada yang lebih luas ketika di web resmi jurnalnya.

7.Lihat jurnal phsico sosial rehabilitation https://www.psychosocial.com/current-issues/

8.Submit scopus tidak harus Sinta dahulu. QIJIS tidak submit Arjuna tetapi langsung ke Scopus.

9.Lembaga pengindek tidak bisa disepahamkan, karena punya spesifikasi dan karakteristik masing-masing.

10.Mendaftarkan 3 issue atau 10 artikel saja, pilih artikel yang paling baik, minimal separuhnya adalah penulis luar negeri. à submit Scopus.

11.Teori-teori tentang penulisan artikel akhirnya harus patuh pada gaya selingkung yang digunakan jurnal yang dituju.

Kriteria Jurnal Terindeks WoS dan Scopus (Wahibur Rohman)

1.Ada beberapa jurnal yang berbahasa Melayu dan Turki yang terindeks Scopus

2.Title harus berbahasa Inggris  WoS, hal ini terkait sitasi.

3.Referensi harus latin

4.Harus peer review untuk melihat adakah novelty atau tidak. Reviewer lah yang lebih tahu peta tema kajian yang sedang trend dalam suatu kajian ilmu.

5.Content Readable for internasional reader à bahasa Inggris jurnal harus terbaca, bukan hasil terjemah mesin.

6.Pastikan tidak ada nama jurnal yang sama dengan yang sudah terindeks Scopus

7.Usahakan jurnal yang hendak submit ke Scopus sudah tersitasi oleh artikel yang terbit di jurnal (atau minimal prosiding) yang sudah terindeks Scopus.

Muhamad Mustaqim, M.M.,M.Pd.I

1.Di Scopus yang ada adalah Religious Studies, bukan Islamic Studies karena mencakup semua agama.

2.Sebuah jurnal bisa mempunyai beberapa Quartile sesuai dengan jumlah subjek areanya.

3.Sedangkan di Scimago hanya menampilkan Quartile yang tertinggi. (Contoh: jurnal QIJIS)

4.Penentuan subjek area/kluster ditentukan oleh Tim Penilali Scopus (CSAB), pengusul hanya bisa mengusulkan.

5.Judul dan abstrak wajib bahasa Inggris Syarat Scopus.

6.Menulis judul yang unik. Maksud unik di sini adalah jarang dipublish di Scopus, meskipun sudah banyak dibahas orang.

7.Penilai scopus hanya menilai form yang kita ajukan, juga melihat artikel yang sudah publish (yang sudah matang). Tidak sampai ke bagian dalam manajemen OJS sebagaimana akreditasi Sinta.

8.Yang penting siapkan 10 artikel yang paling bagus yang hendak diajukan.

9.Scopus menyewa orang untuk mereview artikel jurnal yang submit. Sehingga jika masuk ke subjek area yang banyak jurnalnya, maka akan sangat berat untuk bisa terindeks.

10.Yang dinilai adalah standing editor dari berbagai negara, apalagi jika punya h-indek yang tinggi di scopus.

Wahibur Rohman (Indeksasi WoS)

1.Kriteria jurnal terindeks WoS Publishing standar, novelty of content, citation impact, international diversity

2.Scopus SJR

3.WoS Impact Factor

Klinik Jurnal

Edukasia Islamika

1.Jelaskan bentuk/jenis peer review-nya; single, open, atau blind rivew àdi bagian review process

2.Diversitas editor belum terlalu banyak, hanya 2 yang dari luar negeri

3.Jika 10 artikel yang diajukan maka minimal 5 orang penulis berasal dari luar negeri. Jika yang diajukan 3 edisi, maka minimal ada 2 penulis luar negeri di setiap edisinya.

4.Ketersitasian di Scopus baru 4 (dikutip di prosiding), perlu ditingkatkan.

5.Pernyataan plagiasi, berapa persen similiarity yang ditoleransi harus ditegaskan.

6.Tidak usah menyarankan aplikasi tertentu, cukup menggunakan “manajemen referensi”.

7.Focus scope dibuat numbering agar memudahkan untuk dibaca.

8.Disarankan pakai microsoft publisher untuk lay out journal. Tetapi semua bergantung keputusan redaksi.

9.Beberapa artikel tidak ada novelty, dan tidak ada analisis

10.Jangan biarkan ada kata-kata ambigu dalam abstrak, seperti kata yang diberi tanda kutip.

Alsinatuna (Wahibur Rokhman, Ph.D).

1.Tunjukkan distingsi yang mau ditawarkan ke CSAB (tim penilai Scopus)

2.Home masih ada redaksi yang masih janggal. Arabic Language

3.Home Tambahi bahwa jurnal telah terakreditasi oleh Ristek dan sudah ber-DOI.

4.Peer review jurnal pada bagian duties of reviewer (tambahkan apa yang dilakukan reviewer)

5.Khalid Faraj, tambahkan negara-nya, tidak hanya nama perguruan tingginya.

6.Scopus biasa meng-check editorEditor internasional biasanya 2 kali lipat dari jumlah artikel yang publish.

7.Pernyataan kapan terbit, berapa kali. Taruh di home.

8.NISSN di-link-kan.

9.Yang dilihat pertama ada editor in chief-nya/standing editor-nya, usahakan punya ID Scopus, oleh kerena itu tidak harus dari internal jurnal. Logikanya bagaimana dia mengelola jurnal Scopus tetapi dia tidak punya ID Scopus.

10.DOI belum aktif.

11.Kontak editor, belum ada alamat.

12.Belum ada kebijakan anti plagiarisme, jelaskan memakai Turnitin dan maksimal similiarity adalah sekian persen.

13.Manajemen referensi, cukup secara umum, tidak menyebut aplikasi tertentu.

14.Tidak perlu menjelaskan rincian cara penulisan gaya selingkung tertentu, karena semua orang pasti sudah tahu.

15.Focus & Scope tambahkan apakah empirical research, book review atau apa di bagian awal focus & scope.

16.Lay out, terlalu banyak sub. Misalnya di bagian Method. Jelaskan secara umum, tetapi harus jelas.

17.Hindari penomoran dalam abstrak. Jika ada implikasi, tambahkan di bagian abstrak.

18.Konsistensi dan koherensi antar paragraf harus diperhatikan. Jangan terlalu pendek atau panjang.

19.Judul harus ada versi Inggrisnya.

20.Lay out pakai In Design.

21.Bisa menggunakan institusi dimana penulis sedang sekolah di luar negeri, bahkan bisa double institusi, untuk menunjukkan diversitas penulis.

22.Editor in chief bisa dari luar institusi, yang terpenting sudah punya ID Scopus.

23.Judul artikel di pdf juga ditransliterasi. Agar konsisten dengan yang ada di laman OJS.

24.Judul artikel bisa ditransliterasi atau juga bisa ditranslate. Studia Islamika masih pakai transliterasi.

25.Pedoman transliterasi hendaknya pakai standar internasional (misal yang dipakai studia islamika). Beberapa ejaan ada yang berbeda dengan panduan SKB tiga menteri. Adapun tambahan-tambahan simbol di huruf kebanyakan sama.

26.www.readyforscopus.com Â evaluasi diri sebelum submit ke scopus.

Penutupan

Wadek 3 (Abdul Khobir, M.Ag)

  • Ucapan terima kasih
  • Semangat di bawa ke kampus, harapannya agar dapat mengikuti jejak langkah IAIN Kudus
  • Permohonan minta maaf

Keberadaan jurnal yang berkualitas bagi sebuah institusi perguruan tinggi merupakan sebuah marwah yang harus selalu diusahakan. Terlebih jika jurnal tersebut sudah mendapatkan reputasi internasional seperti Scopus. Hal ini sudah menjadi salah satu amanat Rektor IAIN Pekalongan yang harus ditindaklanjuti jajaran di bawahnya. Kegiatan ini merupakan langkah fakultas untuk menindaklanjuti amanat tersebut. Demikian sambutan Dr. H. Salafudin, M.Si. selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pekalongan yang mewakili Dekan dalam pembukaan kegiatan Workshop Penguatan Jurnal FTIK Menuju Jurnal Internasional Bereputasi yang dilaksanakan di Hotel Griptha Kudus pada Sabtu s.d Senin, 14 s.d. 16 Nopember 2020.
Sebagaimana dikatakan Dr Muhamad Jaeni, M.Pd.,M.Ag. selaku ketua panitia, kegiatan ini diikuti oleh perwakilan sembilan pengelola jurnal di lingkungan IAIN Pekalongan yang terdiri dari dosen dan tenaga kependidikan. Dalam sambutan panitia, Muhamad Jaeni mengatakan bahwa tujuan pelaksaan workshop ini adalah membuka wawasan bagi pengelola jurnal tentang strategi peningkatan kualitas jurnal menuju jurnal internasional bereputasi. Sebagaimana diketahui, bahwa dari 9 (sembilan) jurnal di IAIN Pekalongan, 7 (tujuh) diantaranya sudah terakreditasi SINTA 2.
Adapun pemateri pada kegiatan ini adalah Muhamad Mustaqim, M.M., M.Pd.I (Managing Editor) dan Wahibur Rokhman, Ph.D (Editor in Chief) di Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS) IAIN Kudus yang sudah terindeks Scopus. Diantara materi yang disampaikan adalah Strategi dan Standar Penulisan Naskah Jurnal Bereputasi Internasional, Strategi Indeksasi ke Scopus dan WOS, Kriteria Jurnal Internasional Bereputasi: SCOPUS dan WOS, dan Klinik Jurnal FTIK IAIN Pekalongan (Alsinatuna dan Edukasia Islamika).
Dalam pemaparan tentang Standar Penulisan Naskah Jurnal Internasional Bereputasi, pemateri menekankan tentang pentingnya sebuah novelty sebuah artikel, orisinalitas (baik dalam ide, data dan hasil) dan pemenuhan standar etika akademik atau tidak melakukan plagiarisme. Pemateri juga memaparkan teknik penulisan judul yang baik, abstrak (abstract), pendahuluan (introduction), kajian literatur (literature review), metode (method), temuan (result or finding), diskusi (discussion), kesimpulan (conclusion) dan referensi (references).
Sedangkan tentang Strategi Indeksasi ke WOS dan Scopus, pemateri menjelaskan bahwa untuk dapat terindeks di Scopus, sebuah jurnal hendaknya menyiapkan 3 (tiga) hal yaitu: penulis dari luar negeri, editor yang bereputasi dan berasal dari beberapa negara serta sitasi jurnal. Selain tiga hal tersebut, kualitas artikel juga harus selalu ditingkatkan agar sesuai dengan standar Scopus dan WOS. Pemateri juga menjelaskan langkah-langkah praktis dan membagikan pengalamannya ketika submit jurnal ke Scopus.
Acara ini ditutup secara resmi oleh H. Abdul Khobir, M.Ag. selaku Wakil Dekan III. Dalam sambutannya, Wadek III mengharapkan agar wawasan, pengalaman dan semangat yang didapat dari kegiatan ini selalu terjaga setelah kembali ke IAIN Pekalongan sehingga kualitas jurnal yang ada di IAIN Pekalongan, khususnya di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan mengalami peningkatan.